Halaman

Kamis, 26 Juni 2014

Tank Leopard

Minggu - minggu ini di negara kita lagi gencar-gencarnya membahas politik internasional dan pertahanan nasional, dan hal yang paling disebutkan adalah Main Battle Tank (MBT) dan Unmanned Aerial Vehicle atau disingkat (UAV) sebagai modal utama untuk meningkatkan pertahanan NKRI maupun sebgai pemenuhan MEF (Minimum Essential Force) yaitu kekuatan pokok minimun yang harus dimiliki oleh suatu negara. 

Akan tetapi kali ini Admin akan membahas tentang MBT yang telah dibeli Indonesia, yaitu MBT Leopard dari Jerman. Mungkin bagi beberapa orang masih belum menegerti apasih yang disebut MBT itu? atau Leopard itu keunggulannya apa? dan lain sebgainya. Pada awalnya saya juga tidak terlalu mengerti Tank Leopard yang dibeli pemerintah kita ini akan tetapi setelah saya cari diberbagai sumber mungkin penjelesan saya ini dapat dimengerti bagi kalian para pembaca artikel ini, langsung saja kita akan membahasnya.

Main Battle Tank (MBT) adalah tank yang mengisi peran penembakan berat langsung (heavy direct fire) pada angkatan bersenjata modern. MBT dibuat untuk menggantikan peran tank ringan, medium, berat dan superberat. Pengembangannya terus belanjut sejak Perang Dingin dengan adanya pengembangan lapis baja komposit ringan. MBT sering dioperasikan untuk mendukung tank ringan di beberapa angkatan darat. Saat ini, MBT menjadi komponen utama angkatan darat modern. MBT jarang beroperasi dengan dukungan kendaraan tempur infanteri dan juga kadang didukung oleh pesawat intai maupun pesawat serang-darat. Jadi pemebelian MBT harus didukung dengan komponen-komponen lainnya. 

Banyak sekali jenis - jenis MBT yang digunakan berbagai Angkatan Bersenjata negara - negara lain, dalam hal keamanan NKRI saya akan menyebutkan MBT yang dimiliki negara - negara tetangga kita yang terlebih dahulu memilikinya. Indonesia sebgai salah satu negara besar di ASEAN dan Asia seharusnya memiliki Alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan) yang memadai mengingat negara kita adalah negara maritim yang terdiri dari pulau-pulau. Tetapi kenyataanya TNI kita sudah tidak memperbarui Alutsistanya 30 tahun terakhir. Contohnya dalam TNI -AD yang hanya memakai Tank Ringan Scorpion dam AMX 13 sebagai tulang punggung armada kavalerinya, hal itu sedikit rawan mengingat tetangga - tetangga kita lebih dahulu mempunyai MBT, sebut saja Malaysia dengan PT 91 nya dari Polandia dan Singapura yang telah memakai Leopard lebih dulu dari Indonesia. Tentunya sangat riskan bagi negara kita jika negara - negara tetangga kita telah menggunakan MBT sebgai tulang punggung dan TNI kita hanya memakai Tank Ringan. 


"Alutsista Indonesia termasuk yang paling terbelakang bahkan di antara beberapa tetangga negara ASEAN. Selama ini Indonesia hanya mengandalkan pada tank tempur ringan seperti Scorpion, dan AMX-13. Ketiga jenis tank ringan ini terbilang sudah uzur," - Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo, Mantan Kasad

Gambaran Umum Tentang Main Battle Tank (diambil dari wikipedia) :

1. Periskop                                       
2. Mantel Meriam
3. Senapan Koaksial
4. Bore Evacuator
5. Meriam Utama
6. Optik Pengemudi
MBT M-1 Abrams 
7. Palka Pengemudi
8. Plat Glasis
9. Rantai Tank
10.Amunisi Senapan Mesin
11. Senapan Mesin Komandan Tank
12.Kupolaatau Palka
13. Turret Meriam
14. Cincin Turret
15. Hull
16.Intake udara mesin
17. Kompartemen mesin
18. Skirt Lapis Baja
19. Drive Sprocket
20. Pertautan Rantai
21. Roda Tank

Main Battle Tank Leopard :
Leopard adalah MBT Jerman yang dikembangkan oleh Krauss-Maffei pada awal 1970-an dan mulai digunakan pada 1979. Leopard 2 menggantikan Leopard 1 sebagai tulang punggung Angkatan Darat Jerman Barat (Bundeswehr). Beragam versi telah digunakan oleh Angkatan Darat Jerman dan di 12 negara Eropa lainnya, beberapa dari luar Eropa. Lebih dari 3,480 Leopard 2 telah diproduksi. Ada beberapa pengembangan pada tank ini, dari model pertama hingga versi Leopard 2A4 yang memiliki kubah tembak vertikal berlapis baja dan model yang lebih maju, Leopard 2A5, serta versi yang lebih baru lagi yaitu 2A6 dan 2A7+.

Sejarah Leopard 1 mulai digunakan pada 1965, versi yang mana persenjataannya diperberat yakni meriam Rheinmetall L44 120 mm yang ditujukan untuk menyaingi desain tank Uni Soviet pada masa perang dingin, namun kemudian dibatalkan setelah ada proyek bersama dengan Amerika Serikat, tetapi mengingat biayanya yang sangat mahal, Jerman Barat mengundurkan diri dari proyek ini pada 1969.


Program nasional mulai dijalankan pada 1970 oleh Krauss-Maffei. Setahun kemudian diputuskan bahwa model tank yang akan dibuat harus didasarkan pada model sebelumnya. Desain baru yang dibuat pada 1971 itu disebut sebagai "Leopard 2" mengingat Leopard yang asli kemudian disebut sebagai Leopard 1. Sebanyak 17 purwarupa dipesan pada tahun itu. Kendaraan itu seberat limapuluh metrik ton.

Pada 11 Desember 1974, pemerintah Jerman Barat dan Amerika Serikat menandatangani sebuah Memorandum of Understanding (MoU) tentang kemungkinan dilaksanakannya kerjasama produksi MBT baru setelah Amerika Serikat membeli dan melakukan penelitian terhadap purwarupa bernomor lambung 7 pada 1973. Dengan melihat pengalaman perang Yom Kippur (Perang Yom Kippur adalah perang yang terjadi pada tahun 1973 antara Israel melawan Mesir ,Suriah dan Libya) memang diperlukan sebuah lapisan pelindung baja yang kualitasnya lebih baik pada purwarupa yang telah diproduksi ini, yakni dengan menggunakan lapisan baja yang sangat miring. Kelas kendaraan ini meningkat menjadi 60 ton. Leopard 2 menggunakan meriam 120 mm buatan Rheinmetall yang dipakai juga oleh tank Amerika Serikat, M1 Abrams.

September 1977, Menteri Pertahanan Jerman memutuskan untuk memproduksi 1800 Tank Leopard 2 dibagi menjadi 5 tahapan. Krauss-Maffei terpilih sebagai kontrator utama pembuat Leopard 2 tapi kali ini Maschinenbau Kiel (MaK) menjadi sub kontraktor dengan bagian 45%. Dimulai tahun 1979 dan tahap pertama selesai tahun 1982 dengan 380 unit Leopard 2 (209 oleh Krauss0Maffei dan 171 unit oleh Mak. Edisi awal Leopard 2 ini diisi dengan image intensifier (pengelihatan malam) dan diakhir 80an dikembangkan menjadi pengelihatan pendeteksi panas (Thermal Night Vision).

Berikut adalah sejarah Leopard 2 di beberapa pertempuran di dunia :

1. KFOR - Kosovo Force = Pasukan perdamaian Jerman di Kosovo menoperasikan Leopard 2A4 dan 2A5
2. IFOR/SFOR - Implementation Force = Digunakan oleh tentara Belanda di perang Bosnia sebgai penjaga perdamaian yang ditugaskan oleh NATO
3. ISAF/OEF - International Security Assistance Force. = Digunakan beberapa pasukan sekutu di Provinsi Kandahar Afghanistan



(Salah satu leopard yang digunakan pasukan Kanada di Provinsi Kandahar, Afghanistan tahun 2008)


Spesifikasi Tank Leopard 2 adalah sebagai berikut :

1. Leopard diawaki oleh 4 Orang.
2. Mempunyai berat total hingga 62 Ton 
3. Panjang 9.97 M dengan lebar 3.75 M dan tinggi 3        M.
4.Kecepetannya bisa menembus 72km/jam.
5. Pelindung (Armour) yang tebuat dari bahan komposit generasi ke-3 ditambah plastic filler dengan komponen keramik.
6. Senjata Utama yaitu Meriam tank Rheinmetall kaliber 120 mm L44 berisi 42 peluru. 
7. Senjata Pendukung : 2 x 7.62 mm MG3A1 berisi 4,750 peluru yang sejajar dengan meriam utama membuat senjata pendukung ini  sanagat efektif.
8. Mesin yang digunakan adalah esin diesel twin turbo V12 MTU MB 873 Ka-501 berpendingin air dengan kapasitas 1.500 PS atau 1479 Tenaga Kuda.

berikut ini adalah beberapa gambar interior yang dimiliki Leopard 2 :

Diesel Leopard 2

"Gudang Senjata" Internal yang dimilik Leopard

Kamera Pengintai dari dalam Tank





































Berikut adalah beberapa jenis varian dari Tank Leopard 2 :
1. Leopard 2
2. Leopard 2A1
3. Leopard 2A2
4. Leopard 2A3
5. Leopard 2A4
6. Leopard 2A5
7. Leopard 2A6
8. Leoparad 2 PSO
9. Leopard 2A7+

Keunggulan dan kekurangan MBT Leopard :

Keuntungan :
Leopard memiliki kemmapuan CounterAttack, sebagai contoh ketika PD II bagaimana taktik jerman dan von manstein menggulung ofensif stalin dan juga di perkubuan jerman itu diisi oleh tank tank berat jerman yang berfungsi jadi mobile pillbox dengan meriam dan senapan mesin. 


berikut ini adalah taktik defensif dari leo :




Sekarang kita bahas pembelian Tank Leopard oleh pemerintah Indonesia. :


Leopard 2A4
Saat ini Rheinmetall Defence sedang memfinalisasi sebagian dari 180 unit tank Leopard dan Marder pesanan pemerintah Indonesia. Tahap pertama, yang terdiri 26 Leopard dan 26 Marder akan dikirim dalam dua tahap dan akan tiba di Indonesia sebelum perayaan HUT TNI 5 Oktober 2014. 

Akan tetapi awal September tahun lalu beberapa Leopard 2A4 telah terlebih dahulu sampai di Indonesia dan telah diuji coba melewati jalan pantura menggunakan truk pengankut yang pada saat itu masih menyewa pihak swasta. 

Leopard 2A6
Dalam pembelian Tank Leopard ini Indonesia juga membeli satu "paket" untuk pendukung Kavaleri TNI AD, yaitu 50 unit Infantry Fighting Vehicle Marder 1A3,  42 unit Main Battle Tank Kampfpanzer 87 Leopard 2A4, 61 unit Main Battle Tank Leopard 2 Revolution dan termasuk kendaraan transporter Iveco dan Lowbed Doll sebanyak 8 unit . Tank -Tank Leopard ini direncanakan akan ditempatkan di kawasan perbatasan seperti di Kalimantan, Sulawesi, Sumatera dan Papua. Untuk sementara beberapa Leopard yang sudah datang ditempatkan di Batalyon Kavaleri (Yonkav) 8 Pasuruan. Yonkav-8/Tank berada di bawah komando Divisi Infanteri 2 Kostrad, dan merupakan salah satu satuan bantuan tempur yang menjadi pemukul di jajaran Kostrad. 


"Jadi, Leopard adalah bagian kekuatan TNI dalam rangka pertahanan militer untuk tugas melakukan operasi militer perang. Misi TNI itu ada dua, operasi militer perang dan operasi militer non perang. Alustista strategis seperti Leopard, kapal selam, dan pesawat tempur F16 digunakan untuk operasi militer perang dalam menghadapi operasi lawan, bukan digunakan untuk kebutuhan non militery operation," Sjafrie Sjamsoeddin - Wamnehan RI
Anggapan bahwa tank Leopard yang berbobot 62 ton akan merusak kondisi jalan dan jembatan ditepis oleh Managing Director Rheinmetall Landsysteme, Harald Westerman. Dengan teknologi, beban 62 ton akan dibagi dalam banyak titik, sehingga beban per 1 cm persegi hanya 0,69 Kg. "Beban ini lebih ringan dibanding beban sepatu hak tinggi yang dipakai seorang perempuan," kata Harald Westerman memberikan perbandingan serius terkait beban tanka Leopard. Penjelasan ini disampaikan Westerman seusai penyerahan simbolis tank Leopard dan Marder tahap pertama di pabrik Rheinmetall, Unterluss, Jerman, Senin (23/6/2014) sore.

Semoga dengan adanya Tank Leopard 2 ini dapat membuat TNI lebih terhormat di dunia Internasional, selain seabagi efek penggentar lawan yang akan menyerbu Indonesia Tank ini juga setidaknya dapat melawan gempuran - gempuran dari MBT tetangga jika keadaan Laut China Selatan sampai terjadi perang, karena jika di LCS perang mau tidak mau Indonesia sebagai anggota ASEAN juga pasti terlibat, karena perang bukan sesuatu hal yang pasif.

(Sumber : dari beberapa sumber seperti, arc.web.id , tweetmiliter, dll)


Baca Selengkapnya >>

Senin, 19 Agustus 2013

17 Agustus 1945 ( Hari Kemerdekaan Indonesia/ Indonesia Independent Day)

Pada tanggal 6 Agustus 1945 sebuah bom atom dijatuhkan di atas kota Hiroshima Jepang oleh Amerika Serikat yang mulai menurunkan moral semangat tentara Jepang di seluruh dunia. Sehari kemudian Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, atau "Dokuritsu Junbi Cosakai", berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau disebut juga Dokuritsu Junbi Inkai dalam bahasa Jepang, untuk lebih menegaskan keinginan dan tujuan mencapai kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom kedua dijatuhkan di atas Nagasaki sehingga menyebabkan Jepang menyerah kepada Amerika Serikat dan sekutunya. Momen ini pun dimanfaatkan oleh Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya.


Pada tanggal 12 Agustus 1945, Jepang melalui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam, mengatakan kepada Soekarno, Hatta dan Radjiman bahwa pemerintah Jepang akan segera memberikan kemerdekaan kepada Indonesia dan proklamasi kemerdekaan dapat dilaksanakan dalam beberapa hari, tergantung cara kerja PPKI. Meskipun demikian Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 24 Agustus.

Dua hari kemudian, saat Soekarno, Hatta dan Radjiman kembali ke tanah air dari Dalat, Sutan Syahrir mendesak agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan karena menganggap hasil pertemuan di Dalat sebagai tipu muslihat Jepang, karena Jepang setiap saat sudah harus menyerah kepada Sekutu dan demi menghindari perpecahan dalam kubu nasionalis, antara yang anti dan pro Jepang. Hatta menceritakan kepada Syahrir tentang hasil pertemuan di Dalat. Soekarno belum yakin bahwa Jepang memang telah menyerah, dan proklamasi kemerdekaan RI saat itu dapat menimbulkan pertumpahan darah yang besar, dan dapat berakibat sangat fatal jika para pejuang Indonesia belum siap. Soekarno mengingatkan Hatta bahwa Syahrir tidak berhak memproklamasikan kemerdekaan karena itu adalah hak Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Sementara itu Syahrir menganggap PPKI adalah badan buatan Jepang dan proklamasi kemerdekaan oleh PPKI hanya merupakan 'hadiah' dari Jepang.

Pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada Sekutu. Tentara dan Angkatan Laut Jepang masih berkuasa di Indonesia karena Jepang telah berjanji akan mengembalikan kekuasaan di Indonesia ke tangan Sekutu. Sutan Sjahrir, Wikana, Darwis, dan Chaerul Saleh mendengar kabar ini melalui radio BBC. Setelah mendengar desas-desus Jepang bakal bertekuk lutut, golongan muda mendesak golongan tua untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Namun golongan tua tidak ingin terburu-buru. Mereka tidak menginginkan terjadinya pertumpahan darah pada saat proklamasi. Konsultasi pun dilakukan dalam bentuk rapat PPKI. Golongan muda tidak menyetujui rapat itu, mengingat PPKI adalah sebuah badan yang dibentuk oleh Jepang. Mereka menginginkan kemerdekaan atas usaha bangsa kita sendiri, bukan pemberian Jepang.

Pada tanggal 16 Agustus, para pemuda, termasuk Chaerul Saleh, Sukarni, dan Wikana yang tergabung dalam gerakan bawah tanah kehilangan kesabaran, dan pada dini hari tersebut, bersama Shodanco Singgih (anggota PETA) dan pemuda lain, mereka membawa Soekarno (bersama keluarga) dan Hatta dan Ahmad Soebardjo ke Rengasdengklok, yang kemudian terkenal dengan peristiwa Rengasdengklok. Tujuannya adalah agar Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Di sini, mereka kembali meyakinkan Soekarno bahwa Jepang telah menyerah dan para pejuang telah siap untuk melawan Jepang, apa pun risikonya. 

Akhirnya diputuskanlah tanggal kemerdekaan Indonesia yaitu keesokan harinya, tepatnya hari jumat tanggal 17 agustus 2013. Namun, pemilihan tanggal 17 Agustus sebagai waktu dibacakannya proklamasi bukanlah tanpa alasan. Dalam buku Samudera Merah Putih 19 September 1945, Jilid 1 (1984) karya Lasmidjah Hardi, diceritakan alasan Presiden Soekarno memilih tanggal 17 Agustus sebagai waktu proklamasi kemerdekaan salah satunya adalah karena Bung Karno mempercayai mistik. (*)

Malam harinya tanggal 16 Agustus, Soekarno dan Hatta kembali ke Jakarta. Mayor Jenderal Moichiro Yamamoto, Kepala Staf Tentara ke XVI (Angkatan Darat) yang menjadi Kepala pemerintahan militer Jepang (Gunseikan) di Hindia Belanda tidak mau menerima Sukarno-Hatta yang diantar oleh Tadashi Maeda dan memerintahkan agar Mayor Jenderal Otoshi Nishimura, Kepala Departemen Urusan Umum pemerintahan militer Jepang, untuk menerima kedatangan rombongan tersebut.


Setelah dari rumah Nishimura, Sukarno-Hatta menuju rumah Laksamana Maeda (kini Jalan Imam Bonjol No.1) diiringi oleh Myoshi guna melakukan rapat untuk menyiapkan teks Proklamasi. Setelah menyapa Sukarno-Hatta yang ditinggalkan berdebat dengan Nishimura, Maeda mengundurkan diri menuju kamar tidurnya. Penyusunan teks Proklamasi dilakukan oleh Soekarno, M. Hatta, Achmad Soebardjo dan disaksikan oleh Soekarni, B.M. Diah, Sudiro (Mbah) dan Sayuti Melik. Myoshi yang setengah mabuk duduk di kursi belakang mendengarkan penyusunan teks tersebut tetapi kemudian ada kalimat dari Shigetada Nishijima seolah-olah dia ikut mencampuri penyusunan teks proklamasi dan menyarankan agar pemindahan kekuasaan itu hanya berarti kekuasaan administratif. Tentang hal ini Bung Karno menegaskan bahwa pemindahan kekuasaan itu berarti "transfer of power".

Setelah konsep selesai disepakati, Sajuti menyalin dan mengetik naskah tersebut menggunakan mesin ketik yang diambil dari kantor perwakilan AL Jerman, milik Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler. Pada awalnya pembacaan proklamasi akan dilakukan di Lapangan Ikada, namun berhubung alasan keamanan dipindahkan ke kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 (sekarang Jl. Proklamasi no. 1).


Perundingan antara golongan muda dan golongan tua dalam penyusunan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung pukul 02.00 - 04.00 dini hari. Teks proklamasi ditulis di ruang makan di laksamana Tadashi Maeda Jln Imam Bonjol No 1. Para penyusun teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan Mr. Ahmad Soebarjo. Konsep teks proklamasi ditulis oleh Ir. Soekarno sendiri. Di ruang depan, hadir B.M Diah, Sayuti Melik, Sukarni, dan Soediro. Sukarni mengusulkan agar yang menandatangani teks proklamasi itu adalah Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta atas nama bangsa Indonesia. Teks Proklamasi Indonesia itu diketik oleh Sayuti Melik. Pagi harinya, 17 Agustus 1945, di kediaman Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur 56 telah hadir antara lain Soewirjo, Wilopo, Gafar Pringgodigdo, Tabrani dan Trimurti. Acara dimulai pada pukul 10:00 dengan pembacaan proklamasi oleh Soekarno dan disambung pidato singkat tanpa teks. Kemudian bendera Merah Putih, yang telah dijahit oleh Ibu Fatmawati, dikibarkan, disusul dengan sambutan oleh Soewirjo, wakil walikota Jakarta saat itu dan Moewardi, pimpinan Barisan Pelopor.


Teks naskah Proklamasi yang telah mengalami perubahan, yang dikenal dengan sebutan naskah "Proklamasi Otentik", adalah merupakan hasil ketikan oleh Mohamad Ibnu Sayuti Melik (seorang tokoh pemuda yang ikut andil dalam persiapan Proklamasi), yang isinya adalah sebagai berikut :

P R O K L A M A S I
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan
dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
Atas nama bangsa Indonesia.
Soekarno/Hatta.

(Keterangan: Tahun pada kedua teks naskah Proklamasi di atas (baik pada teks naskah Proklamasi Klad maupun pada teks naskah Proklamasi Otentik) tertulis angka "tahun 05" yang merupakan kependekan dari angka "tahun 2605", karena tahun penanggalan yang dipergunakan pada zaman pemerintah pendudukan militer Jepang saat itu adalah sesuai dengan tahun penanggalan yang berlaku di Jepang, yang kala itu adalah "tahun 2605".)

Dan Berikut ini adalah teks pidato Ir. Soekarno sebelum memproklamasikan kemerdekaan Indonesia










Saudara-saudara sekalian!
Saya telah meminta Anda untuk hadir di sini untuk menyaksikan peristiwa dalam sejarah kami yang paling penting.
Selama beberapa dekade kita, Rakyat Indonesia, telah berjuang untuk kebebasan negara kita-bahkan selama ratusan tahun!
Ada gelombang dalam tindakan kita untuk memenangkan kemerdekaan yang naik, dan ada yang jatuh, namun semangat kami masih ditetapkan dalam arah cita-cita kami.
Juga selama zaman Jepang usaha kita untuk mencapai kemerdekaan nasional tidak pernah berhenti. Pada zaman Jepang itu hanya muncul bahwa kita membungkuk pada mereka. Tetapi pada dasarnya, kita masih terus membangun kekuatan kita sendiri, kita masih percaya pada kekuatan kita sendiri.
Kini telah hadir saat ketika benar-benar kita mengambil nasib tindakan kita dan nasib negara kita ke tangan kita sendiri. Hanya suatu bangsa cukup berani untuk mengambil nasib ke dalam tangannya sendiri akan dapat berdiri dalam kekuatan.
Oleh karena semalam kami telah musyawarah dengan tokoh-tokoh Indonesia dari seluruh Indonesia. Bahwa pengumpulan deliberatif dengan suara bulat berpendapat bahwa sekarang telah datang waktu untuk mendeklarasikan kemerdekaan.
Saudara-saudara:
Bersama ini kami menyatakan solidaritas penentuan itu.
Dengarkan Proklamasi kami :
P R O K L A M A S I
KAMI BANGSA INDONESIA DENGAN INI MENYATAKAN KEMERDEKAAN INDONESIA.
HAL-HAL YANG MENGENAI PEMINDAHAN KEKUASAAN DAN LAIN-LAIN DISELENGGARAKAN
DENGAN CARA SAKSAMA DAN DALAM TEMPO YANG SESINGKAT-SINGKATNYA.
DJAKARTA, 17 AGUSTUS 1945
ATAS NAMA BANGSA INDONESIA.
SUKARNO-HATTA.

Jadi, Saudara-saudara!
Kita sekarang sudah bebas!
Tidak ada lagi penjajahan yang mengikat negara kita dan bangsa kita!
Mulai saat ini kita membangun negara kita. Sebuah negara bebas, Negara Republik Indonesia-lamanya dan abadi independen. Semoga Tuhan memberkati dan membuat aman kemerdekaan kita ini



(*)
                                                                   -The Untold Story-
"Yang paling penting di dalam peperangan dan revolusi adalah saatnya yang tepat. Di Saigon, saya sudah merencanakan seluruh pekerjaan ini untuk dijalankan tanggal 17," kata Bung Karno.

Mendengar pernyataan Bung Karno, Sukarni lantas bertanya. "Mengapa justru diambil tanggal 17, mengapa tidak sekarang saja, atau tanggal 16?" tanya Sukarni.

Bung Karno lantas menjelaskan alasannya memilih tanggal 17 sebagai waktu memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.

"Saya seorang yang percaya pada mistik. Saya tidak dapat menerangkan dengan pertimbangan akal, mengapa tanggal 17 lebih memberi harapan kepadaku. Akan tetapi saya merasakan di dalam kalbuku, bahwa itu adalah saat yang baik. Angka 17 adalah angka suci. Pertama-tama kita sedang berada dalam bulan suci Ramadan, waktu kita semua berpuasa, ini berarti saat yang paling suci bagi kita. Tanggal 17 besok hari Jumat, hari Jumat itu Jumat legi, Jumat yang berbahagia, Jumat suci. Alquran diturunkan tanggal 17, orang Islam sembahyang 17 rakaat, oleh karena itu kesucian angka 17 bukanlah buatan manusia," kata Soekarno seperti ditulis Lasmidjah Hardi.
Baca Selengkapnya >>

Sabtu, 01 Juni 2013

PANSER ANOA

Panser anoa ini merupakan salah satu dari produk kendaraan lapis baja unggulan PT.Pindad. Panser seharga 7 milyar ini sedianya diproduksi untuk di gunakan oleh TNI namun karena banyaknya permintaan dari luar negeri maka PT.Pindad membuat panser anoa untuk diekspor keluar negeri seperti Oman, Malaysia, Nepal, dan Bangladesh. 

APS-3 "Anoa" (kependekan dari Angkut Personel Sedang-3/Medium Personnel Carrier) adalah sebuah kendaraan militer lapis baja buatan PT Pindad Indonesia. Kendaraan ini dipergunakan untuk mengangkut personel atau dikenal dengan nama APC (Armoured personnel carrier). Nama ANOA sendiri diambil dari nama hewan Anoa yang hidup di pulau sulawesi. APS 3 ini dinamai anoa yang merupakan salah satu jenis kerbau asli Indonesia. Purwarupa pertama kali di perlihatkan ke publik pada ulang tahun ke 61 TNI pada 5 Oktober 2006 di markas besar TNI, Cilangkap. 



Sejarah pengembangan Panser Pindad ini dimulai pada tahun 2003 karena ada gangguan keamanan nasional di Aceh. Selama Operasi Militer di Aceh, TNI Angkatan Darat membutuhkan kendaraan angkut personel yang amatlah mendesak untuk transportasi pasukan. Pindad merespon permintaan ini tahun 2004, dengan APR-1V (Angkut Personel Ringan). sebuah kendaraan lapis baja yang berbasis sasis truk Isuzu. Tetapi, order selanjutnya dibatalkan karena Tsunami 2004.Berikutnya adalah Pindad APS-1, sebuah rancangan 6x6 yang didasarkan dari sasis truk Perkasa buatan PT Texmaco. Meskipun tidak dipilih untuk diproduksi, pengalaman yang didapat dari pengembangan APS-1 meyakinkan TNI untuk memberi lampu hijau kepada Pindad untuk membuat generasi selanjutnya dari ranpur Panser, Pindad APS-2 dengan ongkos produksi sebesar 600 juta rupiah perbuah. Tahun 2006 Pindad dan BPPT memulai pengembangan APS-3 yang tidak hanya bisa bermanuver di darat tetapi juga di perairan dangkal dan danau. Pengembangan ini menghasilkan varian 4x4, dan selanjutnya disempurnakan untuk diaplikasikan kemampuan amfibinya untuk varian 6x6. Ujicoba purwarupa pertama dilakukan awal tahun 2007, dan pada 10 Agustus 2008, 10 panser pertama APS-3 ANOA diproduksi. Tahun 2009, panser pertama diserahterimahkan kepada kementrian pertahanan.

Dari segi rancangan ANOA APS-3 berbeda dengan pendahulunya (APS-1 dan APS-2) yang dikembangkan dari truk komersial. "Anoa" menggunakan badan berdesain monocoque berlapis baja. Sistem suspensi batang torsi baru dikembangkan untuk panser ini. Mesin dan transmisi menggunakan produk Renault dari Perancis. Sopir duduk disebelah kanan dan komandan duduk disebelah kiri dari kendaraan. Bentuk dan persenjataan ANOA amatlah mirip dengan kendaraan angkut personel buatan Prancis, VAB. 

Pelat baja panser anoa 6x6 dibuat hasil karya dari PT. Krakatau Steel. Bodi atas panser ini menggunakan jenis Armoured Steel setebal 10m sedangkan lantai dasarnya menggunakan mild steel setebal 10mm yang mampu menahan peluru kaliber 7,62x51 mm dan mampu menahan ledakan ranjau hingga massa 8 kg di bagian roda gardan dan di tengah-tengah badan. Kaca mobil terbuat dari Armoured Glass setebal 30mm, armoured glass juga diperkuat lapisan fleksibel dari polycarbonate transparan, sehingga kaca depan hanya akan tampak remuk tapi tidak pecah. Dan disaat kondisi terdesak ANOA 6x6  mempunya 3 granat asap di kanan dan kiri panser untuk menghindari musuh yang terlalu kuat.

Persenjataan ANOA 6x6 dilengkapi oleh Turret berkaliber 12,7 mm dengan sudut elevasi 45 dan rotari 360. Turret ini memiliki jarak tembak hingga 2 kilometer, sedangkan jarak tembak efektifnya antara 600 - 1500 m. Keenam roda dipasang suspensi mandiri menggunakan tersion bar. Mempunyai bobot total 14 ton ANOA 6x6 dapat melaju hingga 90km/jam. Panser 6x6 mampu membawa 13 personil. Panser ini juga dilengkapi oleh AC sebanyak 3 unit dengan blower 12 pk. Selain itu FM Radio Anti sadap juga terpasang di panser buatan Pindad ini.



Pindad APS-3 diperlihatkan secara resmi kepada publik pada Indo Defence & Aerosace 2008 pada tanggal 19 November hingga 22 November, 2008. Semenjak 9 April 2010 13 buah ANOA telah digunakan untuk mengawal misi perdamaian PBB di Lebanon bersama Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda XXIII-D/UNIFIL. ANOA 6x6 maupun 4x4 biasa digunakan untuk pengawalan kegiatan-kegiatan penting negara. Pada 15 November 2011 ANOA varian 6x6 yang menggunakan persenjataan Senapan Mesin Berat 7.62 mm digunakan sebagai kendaraan tempur untuk patroli dan penjagaan ring pada acara KTT ASEAN di Nusa Dua, Bali.


Pada dasarnya jenis panser ini yaitu APC (Armoured personnel carrier) yakni untuk mengangkut personil namun untuk lebih meningkatkan kegunaan dan kemampuan panser ini maka PT Pindad memproduksi berbagai variannya seperti varian meriam, ambulans dan recovery bahkan PT.Pindad mengeluarkan Panser anoa varian UN(United Nation) untuk digunakan oleh pasukan unifil indonesia yang melakukan tugas pengamanan di perbatasan antara Libanon dan Israel. . Informasi terakhir, 13 unit Anoa telah dikirim ke Lebanon untuk memperkuat Satgas Batalyon Mekanis TNI Kontingen Garuda XXIII-D/UNIFIL. Berikut foto-foto dari varian panser anoa 6x6 :

ANOA IFV


ANOA Mortar

( Tampak Luar )



( Tampak Dalam )

Varian pendukung



( Anoa Medis )






( Anoa Kanon )




Armored Recovery Vehicle )



 ( Anoa Versi Ekspor dengan nama "Rimau" )


Baca Selengkapnya >>

Sabtu, 06 April 2013

Ichiki "Abdul Rachman" Tatsuo



Pada 15 Februari 1958, Presiden Sukarno menyerahkan sebuah teks kepada Shigetada Nishijima untuk disimpan di biara Buddha Shei Shoji diTokyo. itu berisi kenangan Sukarno kepada dua orang Jepang yang membantu perjuangan Indonesia: Ichiki Tatsuo dan Yoshizumi Tomegoro. Ichiki Tatsuo lahir di kota kecil Taraki, prefektur Kumamoto, bagian selatan Kyushu. Dia anak ketiga dari enam bersaudara. Ketika kecil, orangtuanya bercerai, dia ikut ibunya. Ichiki dibesarkan  saat Jepang berada pada masa transisi. Kebebasan dan demokrasi selama  zaman Taisho (1912-1926) mulai tergerus oleh tekanan militer pada masa  Showa (1926-1989). 


Banyak pemuda desa seperti juga Ichiki bercita-cita mencari kehidupan  baru di Amerika Selatan atau Asia  Tenggara. Kesempatan itu pun datang. Datang surat dari teman sekampung, Tsuruoka  Kazuo, yang sukses mendirikan toko kelontong di kota Pagar Alam. Isinya: mengundang Ichiki untuk datang dan bekerja di studio foto Miyahata di Palembang. Saat itu Ichiki berusia 21 tahun. Dia meninggalkan bangku sekolah menengah sebelum lulus dan magang di  sebuah studio foto, dekat kampungnya. Pada 22 Januari 1928,Ichiki brkt. 

"Dia bermimpi menjalankan studio foto terbesar di Samudra Pasifik bagian  selatan," tulis Goto dalam “Life and Death of Abdul Rachman (1906-49):  One Aspect of Japanese-Indonesian Relationships," Indonesia, Vol 22, 1976. 

Pada 1933, Ichiki datang ke Bandung karena saudara mudanya, Naohiro yang menyusulnya pada akhir 1929, meninggal dunia. Ichiki tak kembali ke Palembang tapi tetap di Bandung dan bekerja di studio foto. Merasa tak nyaman, dia jadi kondektur bus. Tak cocok, dia meninggalkan pekerjaan ini dan tinggal di rumah Iti,  perempuan dari keluarga miskin di sebuah kampung di Sumedang. Dia menemukan kedamaian, bahkan merasa hampir sepenuhnya sebagai orang  Indonesia. "Ini adalah kelahiran baru Ichiki Tatsuo," tulis Kenichi. Dalam kehidupan keras di kampung ini, Ichiki memupuk pengetahuan bahasa Indonesia sampai dia menyusun kamus Indonesia-Jepang. Ichiki tetap mengikuti perkembangan politik Jepang. dia  sering pergi ke Klub Jepang di Bandung. Dia juga melahap koran dan  majalah Jepang. Machida Taisaku, pemimpin senior Klub Jepang di Bandung, merekomendasikan Ichiki ke koran Nichiran Shogyo Shinbun, yang dijalankan Kubo Tatsuji, advokat pendukung Asianisme. 


Pada Juli 1937, koran ini merger dengan Jawa Nippo dan berubah nama menjadi Toindo Nippo (Harian Hindia Timur) tapi tetap anti-Belanda. Pemerintah Hindia Belanda, yang menganggap Jepang sebagai ancaman,  meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan Ichiki dan kawan-kawannya. Pada 1938, untuk mendiskusikan proyek Toindo Nippo lebih kongkret, Ichiki kembali ke Tokyo. Tapi sebelum berangkat ke Indonesia, dia menerima telegram dari Belanda yang melarangnya masuk kembali ke Jawa karena kegiatan  anti-Belanda. Ichiki pun bekerja sebagai peneliti paruh waktu di Biro Asia Pasifik Kementerian Luar Negeri dan di Staf Umum Angkatan Darat. 


Pada 1940-an, Amerika Serikat, Inggris, dan Belanda secara bertahap memperkuat embargo ekonominya kepada Jepang. Pada masa ini, Ichiki berteman dekat dengan Joseph Hassan, pejuang  kemerdekaan Indonesia yang secara senbunyi dikirim ke Jepang oleh  teman  Jepangnya, seperti Machida Taisaku and Sato Nobuhide. Setelah menggulingkan Belanda pada Maret 1942, Jepang disambut dengan suka cita sebagai Saudara Tua. Namun, suasana itu tak berlangsung lama. Jepang segera melarang berbagai aktivitas politik. Ichiki pun kecewa. 

Pada sesi Imperial Diet (Majelis Perwakilan Tertinggi Jepang) awal 1943,  Perdana Menteri Hideki Tojo menyebutkan akan memberikan kemerdekaan  bagi Filipina dan Burma di akhir tahun 1943 tapi Indonesia tidak disebut. Sekali lagi, Ichiki frustasi dan lambat-laun membenci negerinya sendiri. Pada Oktober 1943, Jepang membentuk Pembela Tanah Air (Peta) –kelak  menjadi inti dari angkatan bersenjata Indonesia. Ichiki bekerja sebagai  petugas paruh waktu di Divisi Pendidikan Peta di Bogor. Pekerjaannya menerjemahkan manual tentara Jepang seperti Rikugun Hohei Soten (Manual Infantri) dan menjadi editor majalah Heiho, Pradjoerit. Melalui karyanya, dia merasa masih bisa melayani masyarakat Indonesia. Ichiki juga pernah menjadi Pemimpin Redaksi Asia Raya. 

Pada 15 Agustus 1945, berita kekalahan Jepang sampai pada Ichiki. Jepang, yang melalui Perdana Menteri Kuniaki Koiso,pengganti Tojo, berjanji memberikan"kemerdekaan Indonesia di kemudian hari" pada 7 September 1944, mengingkari dan mematuhi perintah Sekutu, serta   menyatakan tak ada hubungannya lagi dengan masalah kemerdekaan Indonesia. Ichiki merasa Jepang telah mengkhianati rakyat Indonesia dua kali: pada awal dan akhir pendudukan. Di hari Jepang menyerah, Ichiki menyatakan berpisah dengan Jepang. Dia menentang tentara Sekutu dan pendaratan pasukan Belanda, serta  bertekad untuk berbagi dengan rakyat Indonesia akan nasib ibu pertiwi  barunya, Republik Indonesia. bukan sebagai seorang Jepang Tatsuo Ichiki, tapi sebagai pemuda Abdul Rachman Nama itu diberikan oleh H. Agus Salim ketika menjadi penasihat Divisi Pendidikan Peta, sebagai penghargaan kepadanya yang  memihak Republik. 

Pada masa perang kemerdekaan, Abdul Rachman memimpin Pasukan Gerilya Istimewa di Semeru, Jawa Timur, yang disegani Belanda. Pasukan yang dibentuk pada 1948 ini merupakan satuan khusus di bawah  militer Indonesia yang beranggotakan sekitar 28 orang tentara Jepang yang  bersimpati pada perjuangan kemerdekaan Indonesia. Mereka disebut zanryu nihon hei atau prajurit yang tinggal di belakang. 

9 Januari 1949, desa terpencil Dampit dekat Malang,yang merupakan salah satu medan pertempuran sengit,menjadi akhir  riwayat sang samurai. Abdul Rachman berlari ke depan melawan arus peluru Belanda untuk  mendorong pasukan Indonesia, yang mulai ragu melihat kekuatan Belanda. Alhasil, beberapa peluru Belanda menembus dahinya. Ichiki "Abdul Rachman" Tatsuo pun gugur sebagai Bangsa Indonesia. 

 "Kepada sdr. Ichiki Tatsuo dan sdr. Yoshizumi Tomegoro. Kemerdekaan  bukanlah milik suatu bangsa saja, tetapi milik semua manusia." Tokyo, 15 Februari 1958 - Soekarno. itulah tulisan di monumen  biara Buddha Shei Shoji di Minatoku, Tokyo.
Baca Selengkapnya >>

Selasa, 05 Februari 2013

Battle Of Karánsebes


Mungkin tidak ada tempat lain bagi perang Austria-Turki yang berlangsung pada tahun 1787-1791 selain di catatan buku sejarah jika pertempuran Karansebes tidak terjadi. Austria yang sekarang penting untuk diketahui, masih merupakan Kerajaan Austria sebelum kompromisasi Austria-Hungaria pd tahun 1866.

Di Karánsebes, Tentara Austria yang berjumlah 100.000 orang lebih baru saja datang dan sedang sibuk mendirikan perkemahan di kota tersebut. Ya sebagai rutinitas biasa segelintir kavaleri Hussar mulai menjalar keluar kota untuk berpatroli, mengantisipasi kedatangan pasukan Turki. Pasukan Turki rupanya belum ada setelah pengintaian telah dilakukan. Segelintir Hussar itu malah menemukan penjual bangsa Gipsi. Penjual Gipsi tersebut menawarkan minuman keras (schnapps) ke kavaleri Hussar yang telah lelah mengintai seharian. Tentunya langsung dibeli. Setelah membeli minuman keras itu, mulailah para Hussar Austria minum-minum hingga teler dan mabok. Tidak lama, beberapa orang prajurit Austria datang. Melihat pesta miras yang sedang berlangsung, mereka meminta bagian juga. Namun para Hussar yang mabuk menolak untuk memberikan minuman mereka ke para prajurit itu. Mereka malah membuat barikade seadanya. setelah para Hussar ini membuat barikade di sekeliling tong minuman mereka, situasi cepat berubah menjadi keruh. Terjadi perdebatan dan cekcok mulut diantara prajurit-prajurit biasa dan para Hussar. Dalam keributan salah satu prajurit menembak. Setelah penembakan situasi sudah tidak terkontrol lagi. Para prajurit dan Hussar saling menyerang satu sama lain. Terjadi semacam skirmish.

Ditengah-tengah pertempuran kecil itu, salah satu prajurit Austria yang berkebangsaan Romania malah berteriak "Turcii! Turci!!" (Turki2!!) Para Hussar yang dari tadi sudah mabok, lalu berperang dengan prajurit Austria sendiri, langsung kabur gara-gara mendengar teriakan itu. Prajurit-prajurit Austria sendiri juga malah ikutan kabur begitu melihat para Hussar kabur. Mereka kabur ke arah perkemahan di Karánsebes. Penting juga disini masalah bahasa. Kerajaan Austria pada satu sisi mirip dengan negara kita yang terdiri dari berbagai suku bangsa. Ada prajurit Slovakia, Kroasia, Serbia. Ada prajurit dari Jerman Austria. Ada juga yang dari Italia dsb. Mereka tidak mengerti satu sm lain. Kerajaan Austria sama sekali tidak mempunyai bahasa nasional seperti kita di Indonesia. Dalam kekacauan sangat mudah terjadi kesalahpahaman. Di Karánsebes perwira-perwira berusaha meredakan situasi. Tetapi mereka berteriak dgn menggunakan Bahasa Jerman yang tidak dimengerti smua.

Bayangkan kata-kata perintah, "Halt! Halt! Halt!" yang diteriakan perwira Austria itu malah didengar oleh prajurit yg tidak mengerti jadi terdengar seperti, "Allah! Allah!" Ini berarti menurut sepengetahuan mereka, pasukan Turki telah tiba2 berada di perkemahan. Terjadi pelarian masalah setelah itu. Kavaleri Hussar yang sedang berlari menubruk dengan prajurit biasa dan mengacaukan perkemahan. Ini harus saya bilang terjadi di malam hari, yang tidak menolong situasi juga. Seorang komandan korps sampai-sampai mengira bahwa kavaleri Ottoman sudah melakukan Charge dan memerintahkan artilleri untuk menembak. Penghuni perkemahan yang terbangun gara2 suara pertempuran juga ikutan panik. Mereka mengira pasukan Ottoman sudah dimana-mana. Mereka mengambil musket dan pistol yang ada lalu menembak sembarang ke setiap bayangan yang lewat atau terlihat. Semua juga mengikuti. Terjadi pertempuran sengit di kekacuan itu. Pasukan Austria menembak Pasukan Austria sendiri satu sama lain. Semua pasukan ikut terjun. Setelah beberapa saat tentara Austria akhirnya mundur sendiri, mengira telah dikalahkan dan di ambush oleh pasukan Ottoman. Kaisar Josef II yang merupakan komandan paling tinggi sekaligus raja Austria didorong dari kudanya sampai nyungsep ke sebuah anak sungai. Pertempuran berakhir setelah semua pasukan Austria mundur atau kabur dari tkp. Pasukan Austria telah kalah melawan dirinya sendiri.

Ketika dua hari kemudian pasukan Ottoman yang beneran datang, mereka melihat 10.000 prajurit tewas atau terluka di lapangan. Kebetulan atau tidak, setelah perang berakhir, dan traktat perdamaian ditandatangani, Austria tidak pernah lagi berperang melawan Ottoman. Gesekan diplomatis mungkin masih terjadi, tapi perang terbuka diantara Austria-Ottoman sudah tidak pernah terjadi lagi.
Baca Selengkapnya >>