Halaman

Sabtu, 01 September 2012

Riwayat Singkat KRI Irian 201


KRI IRIAN, KRI Irian merupakan kapal penjelajah kelas Sverdlov milik TNI AL pada tahun 1960-an, dimasa-masa militer Indonesia berjaya. Kapal yang berjenis penjelajah konvesional terakhir yang dibuat Angkatan Laut Uni Soviet. Kapal ini versi pengembangan dari kapal penjelajah terdahulunya, yakni kelas Chapayev. Sebelumnya Uni Soviet tidak pernah ngasih kapal seberat ini ke negara lain terkecuali Indonesia & India, mengapa Indonesia? Ya Bung Karno berteman erat dengan Uni Soviet. Kapal jenis ini dibuat Uni Sovyet hanya berjumlah 13 karena setelah itu lahirlah peluru kendali atau rudal. KRI Irian tiba di Indonesia pada tanggal 5 Agustus 1962. dan memiliki nomor kapal 201

KRI Irian memiliki senjata utama yaitu 4 buat Turret/Kubah yang mana setiap Turret berisi 3 meriam kaliber 6 inchi, sehingga total ada 12 meriam kaliber 6 inchi di geladaknya. Kemudian ada 10 tabung torpedo anti kapal selam berkaliber 535mm, 12 buah cannon tipe 57, B-38 kaliber 15 cm, 12 cannon ganda type 56, SM-5-1 kaliber 10cm, 32 Cannon multi fungsi kaliber 3.7cm dan 4 buah triple gun Mk5 kaliber 20mm (Anti Aircraft). Dalam hal kecepatan dan tenaga KRI Irian mengandalkan 2 Turbin uap TB-72 yang mendapat pasokan uap dari 6 buah ketel KV-68 dan disalurkan melallui 2 buah shaft. Total tenaga yang dapat dihasilkan antara 110.000 Horse Power - 122.000 Horse Power sedangkan kecepatan maksimum mencapai 33 knot, jadi jarak yang bisa ditempuh adalah 9000 mil laut dengan kecepatan 18 knot.

Kapal ini dibuat di Admiralty Yard, Leningrad. Peletakan tuas pertama dilakukan tanggal 9 Oktober 1949 dan diresmikan tanggal 17 September 1950 kemudian pertama kali beroperasi tanggal 30 Juni 1952. Pada Tahun 1961 pemerintah Sovyet mengeluarkan instruksi kepada Biro Desain Pusat untuk memodifikasi Ordzhonikidze supaya ideal beroperasi di daaerah tropis (asia tenggara), pada taun itu Kapal ini merupakan kapal terbesar di Bumi selatan. Modernisasi skla besar dilakukan untuk membuat kapal ini dapat beroperasi di suhu +40C, kelembapan 95% dan temperatur air +30C. Akan tetapi perwakilan Indonesia yang berkunjung ke Leningrad menyatakan , bahwa mereka tidak punya biaya untuk proyek sebesar itu dan akhirnya modernisasi dialihkan buat instalasi genset diesel yang lebih kuat untuk menggerakan vensilator tambahan.

Tepatnya tanggal 14 Februari 1961 kapal ini tiba di Sevastopol, dan tanggal 5 April 1962 kapal ini memulai uji coba lautnya. Pada saat itu kru Indonesia (ALRI) untuk kapal ini sudah terbentuk dan ada di atas kapal. Mekanik kapal ini, bapak Yatijan, di kemudian hari menjadi Kepala Departemen Teknik ALRI. KRI Irian tiba di Surabaya pada 5 Agustus 1962 dan dinyatakan keluar dari kedinasan AL Soviet pada 24 Januari 1963. ALRI yang masih trial/error mengaku belajar kapal secanggih ini sangatlah sulit. Pada bBulan November 1962 terjadi sebuah tabrakan antar kapal selam Indonesia dan KRI Iriann ini yang menimbulkan 3 dari 6 boiler KRI Irian rusak parah dan kapal selam rusak berat. Suhu yang panas dan kelembapan tinggi berefek negatif terhadap armada ALRI, akibatnya banyak pralatan yang tidak bisa dioperasikan secara optimal. Di lain pihak, kehadiran kapal ini sendiri membuat kerajaan AL Belanda jadi ciut dan sedikit demi sedikit meninggalkan Papua Barat. Yang tersisa mungkin di Jayapura, masih ada musuh bebuyutan KRI IRIAN, yakni kapal induk Kareel Doorman milik AL Belanda. Pada 1964 kapal penjelajah ini sudah benar-benar kehilangan efisiensi operasionalnya dan akhirnya dikirim ke Vladivostok untuk perbaikan. Bulan Maret 1964, KRI Irian sampai di Pabrik Dalzavod untuk melakukan perbaikan.



 Para pelaut dan teknisi Soviet terkejut melihat kondisi kapal dan banyaknya perbaikan kecil yang seharusnya sudah dilakukan oleh para awak kapal ternyata tidak dilakukan. Mereka juga tertarik dengan sedikit modifikasi yang dilakukan ALRI yaitu mengubah ruang pakaian menjadi ruang ibadah (sesuatu yang tentu tidak mungkin terjadi di Uni Soviet). Setelah perbaikan selesai pada bulan Agustus 1964 kapal kembali berlayar menuju Surabaya dengan dikawal oleh Destroyer AL Soviet. sangat Istimewa sekali perhatian Soviet kepada Indonesia dahulu. Setahun kemudian (1965), terjadi pergantian pemerintahan. Kekuasaan pemerintah praktis berada di tangan Jenderal Soeharto. Perhatian Soeharto terhadap ALRI sangat berbeda dibandingkan Sukarno. Kapal ini dibiarkan terbengkalai di Surabaya. Bahkan kadang-kadang digunakan sebagai penjara bagi lawan politik Soeharto.

Baca Selengkapnya >>

Carrier Strike Group


Carrier Strike Group (CSG)

Carrier Strike Group (CSG) adlh formasi operasional di Angkatan Laut AS yang terdiri dari berberapa jenis kapal perang. Pada sebuah CSG, yang menjadi kapal utama (flagship) adalah kapal induk bertenaga nuklir (US Navy Ship Designation CVN). Jadi, semua perintah dan komunikasi dengan higher-ops, termasuk ke Washington ditentukan oleh carrier yang telah ditugaskan dalam sebuah CSG. Komposisi sebuah CSG tidak harus selalu sama, karena sebuah CSG dibentuk sesuai dengan misinya, jenis musuhnya dan keadaan sekeliling. Kurang lebih, sebuah CSG terdiri dari dua guided missile crusier,1 skuadron (3-4 kapal) guided missile destroyer 1-2 attack submarine, dan kapal logistik.

Cruiser dan Destroyer dalam sebuah CSG mempunyai kemampuan Anti-Submarine, Anti-Aircraft dan Anti-ship warfare. Namun, untuk meningkatkan efisiensi, tidak semua cruiser dan destroyer menjalankan ketiga tugas tersebut. Kapal selam (attack sub) dalam sebuah CSG bertugas untuk menyerang kapal lain, dan bisa juga untuk menembak rudal Tomahawk ke target jarak jauh. Selain itu, setiap CSG tentu mempunyai Carrier Wing, yang ditugaskan di kapal induk. Sebuah Carrier Wing kurang lebih mempunyai 8-9 skuadron. Jadi total pesawat 60-70!

Komposisi sebuah Carrier Wing sering diubah pada setiap konflik setelah dikembangkannya ide CSG. Setiap CSG mempunyai komposisi Carrier Wing yang berbeda, dan sekarang ada sekitar 11 Carrier Wing yg sedang aktif. Normalnya, sebuah Carrier Wing mempunyai 4 sekuadron F/A-18 Hornet utk strike fighter, 1 sekuadron Carrier Airborne Early Warning (E-2 Hawkeye). 2 skuardon helikopter, masing-masing untuk Anti-Submarine (SH-60) dan Maritime Strike (MH-60R). Juga, ada 1 sekuadron Electronic Warfare.

Pertama, CSG dibentuk karena peran-peran yang dimiliki oleh sebuah kapal di CSG berbeda. Jadi, CSG sangat fleksibel karena bisa menangani semua jenis naval warfare. CSG juga harus bisa beroperasi pada waktu siang dan malam dan di kondisi cuaca apapun. CSG juga bisa mempunyai offensive sekaligus defensive firepower untuk menangani segala hal masalah. Kurang lebih, misi dari sebuah CSG bisa berupa power projection (show of force), patroli laut, memberi air support, air superiority, memberi bantuan kemanusiaan, melindungi pelayaran komersial dan militer dll.


Negara2 lain juga memiliki konsep sebuah "carrier group". Inggris, Perancis, Spanyol, Brazil, Rusia dll mempunyai semacam carrier group juga.
Baca Selengkapnya >>