Halaman

Kamis, 26 Juni 2014

Tank Leopard

Minggu - minggu ini di negara kita lagi gencar-gencarnya membahas politik internasional dan pertahanan nasional, dan hal yang paling disebutkan adalah Main Battle Tank (MBT) dan Unmanned Aerial Vehicle atau disingkat (UAV) sebagai modal utama untuk meningkatkan pertahanan NKRI maupun sebgai pemenuhan MEF (Minimum Essential Force) yaitu kekuatan pokok minimun yang harus dimiliki oleh suatu negara. 

Akan tetapi kali ini Admin akan membahas tentang MBT yang telah dibeli Indonesia, yaitu MBT Leopard dari Jerman. Mungkin bagi beberapa orang masih belum menegerti apasih yang disebut MBT itu? atau Leopard itu keunggulannya apa? dan lain sebgainya. Pada awalnya saya juga tidak terlalu mengerti Tank Leopard yang dibeli pemerintah kita ini akan tetapi setelah saya cari diberbagai sumber mungkin penjelesan saya ini dapat dimengerti bagi kalian para pembaca artikel ini, langsung saja kita akan membahasnya.

Main Battle Tank (MBT) adalah tank yang mengisi peran penembakan berat langsung (heavy direct fire) pada angkatan bersenjata modern. MBT dibuat untuk menggantikan peran tank ringan, medium, berat dan superberat. Pengembangannya terus belanjut sejak Perang Dingin dengan adanya pengembangan lapis baja komposit ringan. MBT sering dioperasikan untuk mendukung tank ringan di beberapa angkatan darat. Saat ini, MBT menjadi komponen utama angkatan darat modern. MBT jarang beroperasi dengan dukungan kendaraan tempur infanteri dan juga kadang didukung oleh pesawat intai maupun pesawat serang-darat. Jadi pemebelian MBT harus didukung dengan komponen-komponen lainnya. 

Banyak sekali jenis - jenis MBT yang digunakan berbagai Angkatan Bersenjata negara - negara lain, dalam hal keamanan NKRI saya akan menyebutkan MBT yang dimiliki negara - negara tetangga kita yang terlebih dahulu memilikinya. Indonesia sebgai salah satu negara besar di ASEAN dan Asia seharusnya memiliki Alutsista (Alat Utama Sistem Persenjataan) yang memadai mengingat negara kita adalah negara maritim yang terdiri dari pulau-pulau. Tetapi kenyataanya TNI kita sudah tidak memperbarui Alutsistanya 30 tahun terakhir. Contohnya dalam TNI -AD yang hanya memakai Tank Ringan Scorpion dam AMX 13 sebagai tulang punggung armada kavalerinya, hal itu sedikit rawan mengingat tetangga - tetangga kita lebih dahulu mempunyai MBT, sebut saja Malaysia dengan PT 91 nya dari Polandia dan Singapura yang telah memakai Leopard lebih dulu dari Indonesia. Tentunya sangat riskan bagi negara kita jika negara - negara tetangga kita telah menggunakan MBT sebgai tulang punggung dan TNI kita hanya memakai Tank Ringan. 


"Alutsista Indonesia termasuk yang paling terbelakang bahkan di antara beberapa tetangga negara ASEAN. Selama ini Indonesia hanya mengandalkan pada tank tempur ringan seperti Scorpion, dan AMX-13. Ketiga jenis tank ringan ini terbilang sudah uzur," - Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo, Mantan Kasad

Gambaran Umum Tentang Main Battle Tank (diambil dari wikipedia) :

1. Periskop                                       
2. Mantel Meriam
3. Senapan Koaksial
4. Bore Evacuator
5. Meriam Utama
6. Optik Pengemudi
MBT M-1 Abrams 
7. Palka Pengemudi
8. Plat Glasis
9. Rantai Tank
10.Amunisi Senapan Mesin
11. Senapan Mesin Komandan Tank
12.Kupolaatau Palka
13. Turret Meriam
14. Cincin Turret
15. Hull
16.Intake udara mesin
17. Kompartemen mesin
18. Skirt Lapis Baja
19. Drive Sprocket
20. Pertautan Rantai
21. Roda Tank

Main Battle Tank Leopard :
Leopard adalah MBT Jerman yang dikembangkan oleh Krauss-Maffei pada awal 1970-an dan mulai digunakan pada 1979. Leopard 2 menggantikan Leopard 1 sebagai tulang punggung Angkatan Darat Jerman Barat (Bundeswehr). Beragam versi telah digunakan oleh Angkatan Darat Jerman dan di 12 negara Eropa lainnya, beberapa dari luar Eropa. Lebih dari 3,480 Leopard 2 telah diproduksi. Ada beberapa pengembangan pada tank ini, dari model pertama hingga versi Leopard 2A4 yang memiliki kubah tembak vertikal berlapis baja dan model yang lebih maju, Leopard 2A5, serta versi yang lebih baru lagi yaitu 2A6 dan 2A7+.

Sejarah Leopard 1 mulai digunakan pada 1965, versi yang mana persenjataannya diperberat yakni meriam Rheinmetall L44 120 mm yang ditujukan untuk menyaingi desain tank Uni Soviet pada masa perang dingin, namun kemudian dibatalkan setelah ada proyek bersama dengan Amerika Serikat, tetapi mengingat biayanya yang sangat mahal, Jerman Barat mengundurkan diri dari proyek ini pada 1969.


Program nasional mulai dijalankan pada 1970 oleh Krauss-Maffei. Setahun kemudian diputuskan bahwa model tank yang akan dibuat harus didasarkan pada model sebelumnya. Desain baru yang dibuat pada 1971 itu disebut sebagai "Leopard 2" mengingat Leopard yang asli kemudian disebut sebagai Leopard 1. Sebanyak 17 purwarupa dipesan pada tahun itu. Kendaraan itu seberat limapuluh metrik ton.

Pada 11 Desember 1974, pemerintah Jerman Barat dan Amerika Serikat menandatangani sebuah Memorandum of Understanding (MoU) tentang kemungkinan dilaksanakannya kerjasama produksi MBT baru setelah Amerika Serikat membeli dan melakukan penelitian terhadap purwarupa bernomor lambung 7 pada 1973. Dengan melihat pengalaman perang Yom Kippur (Perang Yom Kippur adalah perang yang terjadi pada tahun 1973 antara Israel melawan Mesir ,Suriah dan Libya) memang diperlukan sebuah lapisan pelindung baja yang kualitasnya lebih baik pada purwarupa yang telah diproduksi ini, yakni dengan menggunakan lapisan baja yang sangat miring. Kelas kendaraan ini meningkat menjadi 60 ton. Leopard 2 menggunakan meriam 120 mm buatan Rheinmetall yang dipakai juga oleh tank Amerika Serikat, M1 Abrams.

September 1977, Menteri Pertahanan Jerman memutuskan untuk memproduksi 1800 Tank Leopard 2 dibagi menjadi 5 tahapan. Krauss-Maffei terpilih sebagai kontrator utama pembuat Leopard 2 tapi kali ini Maschinenbau Kiel (MaK) menjadi sub kontraktor dengan bagian 45%. Dimulai tahun 1979 dan tahap pertama selesai tahun 1982 dengan 380 unit Leopard 2 (209 oleh Krauss0Maffei dan 171 unit oleh Mak. Edisi awal Leopard 2 ini diisi dengan image intensifier (pengelihatan malam) dan diakhir 80an dikembangkan menjadi pengelihatan pendeteksi panas (Thermal Night Vision).

Berikut adalah sejarah Leopard 2 di beberapa pertempuran di dunia :

1. KFOR - Kosovo Force = Pasukan perdamaian Jerman di Kosovo menoperasikan Leopard 2A4 dan 2A5
2. IFOR/SFOR - Implementation Force = Digunakan oleh tentara Belanda di perang Bosnia sebgai penjaga perdamaian yang ditugaskan oleh NATO
3. ISAF/OEF - International Security Assistance Force. = Digunakan beberapa pasukan sekutu di Provinsi Kandahar Afghanistan



(Salah satu leopard yang digunakan pasukan Kanada di Provinsi Kandahar, Afghanistan tahun 2008)


Spesifikasi Tank Leopard 2 adalah sebagai berikut :

1. Leopard diawaki oleh 4 Orang.
2. Mempunyai berat total hingga 62 Ton 
3. Panjang 9.97 M dengan lebar 3.75 M dan tinggi 3        M.
4.Kecepetannya bisa menembus 72km/jam.
5. Pelindung (Armour) yang tebuat dari bahan komposit generasi ke-3 ditambah plastic filler dengan komponen keramik.
6. Senjata Utama yaitu Meriam tank Rheinmetall kaliber 120 mm L44 berisi 42 peluru. 
7. Senjata Pendukung : 2 x 7.62 mm MG3A1 berisi 4,750 peluru yang sejajar dengan meriam utama membuat senjata pendukung ini  sanagat efektif.
8. Mesin yang digunakan adalah esin diesel twin turbo V12 MTU MB 873 Ka-501 berpendingin air dengan kapasitas 1.500 PS atau 1479 Tenaga Kuda.

berikut ini adalah beberapa gambar interior yang dimiliki Leopard 2 :

Diesel Leopard 2

"Gudang Senjata" Internal yang dimilik Leopard

Kamera Pengintai dari dalam Tank





































Berikut adalah beberapa jenis varian dari Tank Leopard 2 :
1. Leopard 2
2. Leopard 2A1
3. Leopard 2A2
4. Leopard 2A3
5. Leopard 2A4
6. Leopard 2A5
7. Leopard 2A6
8. Leoparad 2 PSO
9. Leopard 2A7+

Keunggulan dan kekurangan MBT Leopard :

Keuntungan :
Leopard memiliki kemmapuan CounterAttack, sebagai contoh ketika PD II bagaimana taktik jerman dan von manstein menggulung ofensif stalin dan juga di perkubuan jerman itu diisi oleh tank tank berat jerman yang berfungsi jadi mobile pillbox dengan meriam dan senapan mesin. 


berikut ini adalah taktik defensif dari leo :




Sekarang kita bahas pembelian Tank Leopard oleh pemerintah Indonesia. :


Leopard 2A4
Saat ini Rheinmetall Defence sedang memfinalisasi sebagian dari 180 unit tank Leopard dan Marder pesanan pemerintah Indonesia. Tahap pertama, yang terdiri 26 Leopard dan 26 Marder akan dikirim dalam dua tahap dan akan tiba di Indonesia sebelum perayaan HUT TNI 5 Oktober 2014. 

Akan tetapi awal September tahun lalu beberapa Leopard 2A4 telah terlebih dahulu sampai di Indonesia dan telah diuji coba melewati jalan pantura menggunakan truk pengankut yang pada saat itu masih menyewa pihak swasta. 

Leopard 2A6
Dalam pembelian Tank Leopard ini Indonesia juga membeli satu "paket" untuk pendukung Kavaleri TNI AD, yaitu 50 unit Infantry Fighting Vehicle Marder 1A3,  42 unit Main Battle Tank Kampfpanzer 87 Leopard 2A4, 61 unit Main Battle Tank Leopard 2 Revolution dan termasuk kendaraan transporter Iveco dan Lowbed Doll sebanyak 8 unit . Tank -Tank Leopard ini direncanakan akan ditempatkan di kawasan perbatasan seperti di Kalimantan, Sulawesi, Sumatera dan Papua. Untuk sementara beberapa Leopard yang sudah datang ditempatkan di Batalyon Kavaleri (Yonkav) 8 Pasuruan. Yonkav-8/Tank berada di bawah komando Divisi Infanteri 2 Kostrad, dan merupakan salah satu satuan bantuan tempur yang menjadi pemukul di jajaran Kostrad. 


"Jadi, Leopard adalah bagian kekuatan TNI dalam rangka pertahanan militer untuk tugas melakukan operasi militer perang. Misi TNI itu ada dua, operasi militer perang dan operasi militer non perang. Alustista strategis seperti Leopard, kapal selam, dan pesawat tempur F16 digunakan untuk operasi militer perang dalam menghadapi operasi lawan, bukan digunakan untuk kebutuhan non militery operation," Sjafrie Sjamsoeddin - Wamnehan RI
Anggapan bahwa tank Leopard yang berbobot 62 ton akan merusak kondisi jalan dan jembatan ditepis oleh Managing Director Rheinmetall Landsysteme, Harald Westerman. Dengan teknologi, beban 62 ton akan dibagi dalam banyak titik, sehingga beban per 1 cm persegi hanya 0,69 Kg. "Beban ini lebih ringan dibanding beban sepatu hak tinggi yang dipakai seorang perempuan," kata Harald Westerman memberikan perbandingan serius terkait beban tanka Leopard. Penjelasan ini disampaikan Westerman seusai penyerahan simbolis tank Leopard dan Marder tahap pertama di pabrik Rheinmetall, Unterluss, Jerman, Senin (23/6/2014) sore.

Semoga dengan adanya Tank Leopard 2 ini dapat membuat TNI lebih terhormat di dunia Internasional, selain seabagi efek penggentar lawan yang akan menyerbu Indonesia Tank ini juga setidaknya dapat melawan gempuran - gempuran dari MBT tetangga jika keadaan Laut China Selatan sampai terjadi perang, karena jika di LCS perang mau tidak mau Indonesia sebagai anggota ASEAN juga pasti terlibat, karena perang bukan sesuatu hal yang pasif.

(Sumber : dari beberapa sumber seperti, arc.web.id , tweetmiliter, dll)


Baca Selengkapnya >>