Halaman

Selasa, 25 Desember 2012

Ho Chi Minh


Ho Chi Minh merupakan tokoh sentral dalam perjuangan kemerdekaan Vietnam. Ia berhasil menyatukan Vietnam Utara dan Selatan. Ia menjadi tokoh revolusi dan negarawan Vietnam. Bahkan, ia menjadi Perdana Menteri (1954) dan Presiden Vietnam Utara (1954-1969). Pejuang ini lahir di Desa Kiem Lien, Provinsi Nghe An, Vietnam, pada 18 Mei 1890. Ia memiliki nama asli Nguyen Sinh Chung atau juga dikenal sebagai Nguyen Tat Thanh. Dalam perkembangannya, ia dikenal dengan sebutan Bac Ho (Paman Ho).

Paman Ho merupakan tokoh kemerdekaan Vietnam di zaman Soekarno.Keduanya merupakan sahabat dalam mengusir penjajahan di negara masing-masing. Paman Ho memimpin rakyat Vietnam untuk melakukan perlawanan terhadap kaum kapitalis-imperialis Amerika serta para bonekanya selama 21 tahun. Hingga akhirnya Vietnam Utara dan Selatan dapat bersatu kembali di tahun 1975. 

Pada saat Ho muda berumur 17 tahun, ia secara resmi ikut serta dalam gerakan revolusioner rahasia. Gerakan revolusioner yang dipimpin oleh para pejuang revolusioner tua seperti Pan Chau Trinh, Phan Boi Chau, dan Hoang Hoa Tham. Tugas Ho muda adalah menyampaikan berbagai berita (sebagai kurir). Selama ikut dalam keanggotaan organisasi itu, Ho muda banyak belajar tentang arti nasionalisme, mencintai dan mengabdi kepada rakyat. Karena melihat penguasa kolonial Perancis yang sewenang-wenang di negerinya, Ho muda menetapkan niat di dalam hatinya bahwa dia harus pergi menuju Eropa (Perancis) untuk menyaksikan bagaimana orang Barat mengatur negaranya. 

Maka, tahun 1912-1913, Ho muda meninggalkan negerinya, menyelundup, menumpang kapal yang mengantar surat ke Perancis. Selama di kapal, dia senantiasa berada di dapur, membantu beragam pekerjaan di dapur itu. Di kapal itu, ia banyak bergaul dengan orang-orang Perancis sambil belajar bahasa Perancis dari mereka. Sesampainya di Perancis, Ia mendapati bahwa orang2 di Perancis sendiri banyak yang memiliki sopan santun daripada yang berada di Vietnam. Dari perjalanan berharganya tersebut, muncullah semangat membara di benak Ho untuk memerdekakan Vietnam dari tangan Perancis. Akhirnya, ia bersama dengan tokoh pejuang lainnya berhasil membuat gerakan rakyat untuk menumbangkan kekuasaan Perancis di Vietnam. Ho sendiri kala itu sedang sakit dan tidak bisa ikut dalam peperangan, namun ia menulis surat kepada rakyatnya untuk menyemangati mereka. Bara semangat kemerdekaan rakyat Vietnam pun meledak, hingga Perancis akhirnya dapat terusir. Ho pun menjadi pemimpin tertinggi di Vietnam. 

Akan tetapi, setelah Perancis pergi, datanglah AS, negara adidaya yang ingin menancapkan pengaruhnya di Vietnam. Saat terjadi perjanjian Jenewa, Vietnam terbagi menjadi Vietnam Utara dan Vietnam selatan. Namun, Ho tak sepakat dengan perjanjian tersebut. Ia berpendapat bahwa pembentukan Vietnam Selatan dianggapnya sebagai penghalang terciptanya persatuan seluruh Vietnam. Untuk keperluan menghancurkan Vietnam Selatan, maka Paman Ho mengirimkan pasukan Viet Minh agar menyusup ke Selatan. Ternyata, usaha menghancurkan Vietnam Selatan mendapat bantuan dari negara komunis, Uni Soviet dan Cina. Blok Barat (Sekutu) yang mengetahui tindakan tersebut langsung memberi bantuan kepada Vietnam selatan. AS bahkan memerintahkan pasukannya membantu Vietnam Selatan. 

Perang Vietnam meruapakan contoh konkret perebutan pengaruh dua negara adidaya dalam masa Perang Dingin. Sementara itu, selain mengirim pasukan, pemerintah Vietnam Utara juga menyusupkan kader-kader komunisnya ke Vietnam Selatan. Di sana, mereka berhasil mempengaruhi rakyat untuk menentang pemerintahannya sendiri dan membantu gerilyawan komunis di Vietnam. Gerilyawan komunis dari Vietnam Selatan disebut Vietkong. pasukan AS yang ditugaskan di Vietnam Selatan tidak dapat bekerja secara efektif karena banyak Vietkong yang menyamar menjadi rakyat biasa. Selain bergerilya, pasukan Vietkong juga membuat terowongan bawah tanah (jalur tikus) dalam mematahkan perlawanan tentara AS. Ranjau dan jebakan dari bambu runcing pun dipakai untuk mengalahkan pihak Sekutu. Sehingga, terjadilah pertempuran hebat antara pasukan Vietnam Utara dan pasukan Vietnam Selatan yang dibantu AS pada tahun 1968. Hal ini membuat kedua belah pihak menderita kerugian dalam jumlah yang besar. 

Menyadari Perang Vietnam telah berlangsung lama dan memakan korban jiwa yang tidak sedikit, usaha perdamaian pun digelar sekitar tahun 1970. Pemerintah Vietnam Utara, pemerintah Vietnam Selatan, dan pemerintah AS melakukan perundingan di Paris. Akan tetapi, karena ingin merdeka dan menyatukan Vietnam, Vietkong terus menggempur Vietnam Selatan hingga perang pun berkecamuk kembali. Kali ini, AS dan Uni Soviet membantu. Sementara itu, di dalam negeri Vietnam sendiri terjadi keretakan. Sehingga, pada tanggal 30 April 1975, presiden baru Vietnam Selatan yang baru dilantik tanggal 28 April 1975, Duong Van Minh, menyatakan menyerah tanpa syarat kepada Vietkong. Untuk merayakan kemengan itu, Vietkong mengubah nama Saigon, ibu kota Vietnam Selatan, menjadi Ho Chi Minh yang berarti nama Paman Ho. Sejak saat itu, Vietnam bersatu. Ho Chi Minh sendiri sudah meninggal dunia sebelum Vietnam bersatu,tepatnya. pada 2 September1969. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar