Halaman

Kamis, 27 Desember 2012

27 Desember 1949: Pengakuan Kedaulatan Indonesia Oleh Belanda

Pada hari ini, 63 tahun yang lampau tepatnya pada tanggal 27 desember 1949 terjadi peristiwa yang sangat monumental dalam perjalanan kenegaraan di negeri ini. Pada tanggal itu terjadi upacara pengakuan kedaulatan (soevereiniteitsoverdracht) di dua tempat yang berbeda yaitu di di istana Op de Dam, Amsterdam, Belanda yang dilakukan oleh Ratu Belanda Juliana kepada Perdana Menteri Republik Indonesia Serikat (RIS) yaitu Mohammad Hatta dan di Jakarta yaitu di Istana Rijswijk (Istana Merdeka) dimana wakil Mahkota Agung Belanda Tony Lovink  kepada Sri Sultan Hamengkubuwono IX.  

Republik Indonesia Serikat, disingkat RIS, adalah suatu negara federasi yang berdiri 27 Desember 1949 sebagai hasil kesepakatan tiga pihak dalam Konferensi Meja Bundar : Republik Indonesia, Bijeenkomst voor Federaal Overleg ( BFO ) dan Belanda. Kesepakatan ini disaksikan juga oleh United Nations Commision for Indonesia ( UNCI ) sebagai perwakilan Perserikatan Bangsa - Bangsa ( PBB ). 



Republik Indonesia Serikat terdiri beberapa negara bagian, yaitu:

1. Republik Indonesia yang dipimpin oleh Mr. Susanto Tirtoprojo
2. Negara Indonesia Timur yang terbentang dari wilayah Sulawesi, Sunda Kecil ( Bali dan Nusa  Tenggara ) dan Kepulauan Maluku     dengan Ibu Kotanya Singaraja, dipimpin oleh Ida Anak Agoeng Gde Agoeng.
3. Negara Pasundan yang wilayahnya meliputi Sebagian Pulau Jawa sebelah Barat atau yang lebih dikenal sebagai Jawa Barat     dengan ibukotanya Bandung, dipimpin oleh Mr. Djumhana Wiriatmadja.
4. Negara Jawa Timur dengan wilayahnya adalah Pulau Jawa Bagian Timur, dengan ibukotanya Surabaya, dengan pimpinan Raden     Soedarmo.
5. Negara Madura dengan wilayahnya mencakup kepulauan Madura, dipimpin oleh R.A.A. Tjakraningrat.
6. Negara Sumatera Timur yang dipimpin oleh Radja Kaliamsyah Sinaga.
7. Negara Sumatera Selatan yang dipimpin oleh Abdul Malik.
Selain itu, juga ada negara-negara yang berdiri sendiri dan tak tergabung dalam federasi, yaitu:

1. Jawa Tengah dipimpin oleh DR. RV Sidjito
2. Kalimantan Barat pimpinannya adalah Sultan Hamid II
3. Dayak Besar dipimpin oleh Muhran Bin HajiAli
4. Daerah Banjar dipimpin oleh Muhammad Hanafiah
5. Kalimantan Tenggara dipimpin oleh M. Jamani
6. Kalimantan Timur dipimpin oleh A.P Sosronegoro
7. Bangka dengan pimpinan Muhammad Jusuf Rasidi
8. Belitung dipimpin oleh K.A. Muhammad Jusuf
9. Riau dipimpin oleh Radja Mohammad

Namun usia Negara Republik Indonesia Serikat tidak panjang karena pada 17 Agustus 1950, Negara Republik Indonesia Serikat dibubarkan. Republik Indonesia Serikat memiliki konstitusi yaitu Konstitusi RIS. Piagam Konstitusi RIS ditandatangani oleh para Pimpinan Negara/Daerah dari 16 Negara/Daerah Bagian RIS.


Proklamasi 17 agustus 1945 yang ditanda tangani oleh Bung Karno dan Bung Hatta ternyata tidak serta merta membuat Belanda mengakui kemerdekaan dan kedaualatan negara Republik Indonesia yang merupakan bekas jajahannya sebagai negara baru dan berdaulat. Belanda menilai Proklamasi 17 agustus 1945 itu sebagai perbuatan makar dan mesti dibasmi sehingga mereka melakukan tindakan pendudukan Republik Indonesia dengan membonceng tentara sekutu. Ketika taktik seperti ini tidak berhasil maka pihak Belanda pada tahun 1947 dan 1948 melakukan Agresi Militer terhadap Republik Indonesia. Belanda menganggap penyerangan ini bukanlah suatu Agresi, akan tetapi merupakan aksi polisionil pemerintah yang sah terhadap para pemberontak dan ekstrimis karena mereka tidak pernah mengakui proklamasi 17 agustus 1945.

Agresi militer Belanda inilah yang membuat rakyat Indonesia bahu-membahu mengangkat senjata baik itu Tentara Nasional Indonesia (TNI), Laskar rakyat, pemuda sampai tokoh agama dalam melawan Belanda dan mempertahankan kemerdekaan. Karena perjuangan bersenjata yang sangat dahsyat tersebut dan tekanan dunia internasional, maka pihak Belanda mulai menerima cara diplomasi dengan mengadakan perjanjian mulai dari perjanjian Linggar Jati, Perjanjian Renville sampai Rom Royen. Perjanjian-perjanjian yang dilakukan pihak Republik Indonesia dengan Belanda ini ternyata banyak merugikan pihak Indonesia dan hendak dimanfaatkan oleh Belanda untuk memperkuat kembali penjajahannya di nusantara. Namun ternyata sejarah berbicara lain, semuanya bisa berbalik ketika diadakan Konferensi Meja Bundar yang diadakan dinegeri Belanda sendiri.

Konferensi Meja Bundar (KMB) adalah suatu konferensi puncak anatar pemerintah Republik Indonesia dan Kerajaan Belanda untuk membicarakan nasib Republik Indonesia yang baru lahir. Delegasi Republik Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Mohammad Hatta, sedangkan Belanda dipimp[in oleh Perdana Menteri Willem Dress. Namun apa yang terjadi, ternyata hasil KMB yang dimulai pada tanggal 23 Agustus- 2 Nopember ini sangat menguntungkan Republik Indonesia dimana pihak Belanda mengakui kedaulatan  Republik Indonesia kecuali Irian Barat.Puncak dari kemenangan diplomasi ini dirayakan suka cita oleh seluruh rakat Indonesia dan kembalinya TNI maupun laskar-laskar perjuangan dari gunung-gunung ke kota-kota seperti yang dilakukan Jendral Sudirman ketika kembali ke Yogya.

Oleh karena itu tanggal 27 desember merupakan hari kemenangan diplomasi Republik Indonesia dan Pembebasan penderitaan rakyat Indonesia dari ancaman perang dan penjajahan Belanda yang membuat rakyat indonesia bersuka cita melupakan kesedihan dan penderitaan selama masa perang dan revolusi selama bertahun-tahun. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar